berikut ini adalah sebuah kutipan fakta sejarah yang langsung disampaikan oleh pelaku sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia 1945.
Kisah ini diangkat oleh seorang tokoh pejuang 45 asal jawa tengah pada saat tertangkap dan dipenjara oleh penjajah belanda dipenjara Glodok Jakarta (kini menjadi pertokoan Harco).
"Pada waktu saya ditahan Belanda dipenjara Glodok Jakarta, lebaran tahun 1948 lamat-lamat saya masih ingat. pas pada waktu itu, tiga malam sebelum lebaran, seorang tokoh pejuang krawang-bekasi yang bernama Haji Darip yang legendaris, masuk kedalam kamar saya sebagai tahanan. orangnya kecil, dengan mata yang bersinar seperti mata burung elang, lengannya kecil tetapi sekeras rotan borneo, bahasanya halus, bibirnya selalu senyum, dan mulutnya selalu bergerak-gerak mengucapkan dzikir. Kami jadi bertujuh setelah kedatangannya. Ia sama sekali tak pernah berbicara soal perjuangan ataupun soal islam. bicaranya soal sawah dan soal kesulitan hidup para petani. Tetapi setiap hari ada saja kiriman makanan yang masuk untuk Haji Darip dan jumlahnya banyak dan cukup mewah untuk kami bertujuh. Pas pada waktu itu malem takbiran, ada gegeran. Selesai makam malam, Haji Darip terus saja sholat isya' dan berdzikir tanpa peduli kami. Tiba-tiba pintu barak kami dibuka dengan suara riuh rendah. Begitu terbuka, belasan serdadu KNIL dipimpin kepala penjara Glodok M Rappa, menyerbu masuk "Mana Haji Darip, mana Haji Darip", mereka seperti tak percaya bahwa Haji Darip dengan tenangnya masih berdzikir menghitung tasbihnya.
Mengapa mereka menyerbu masuk ?
ternyata pada malam itu, selesai berbuka puasa, satu kompi KNIL dihabisi oleh laskar Haji Darip yang dipimpin Haji Darip sendiri. Padahal kami berenam bersaksi, bahwa sejak pagi Haji Darip tak pernah beringsut dari tempat tidurnya. Ia duduk tak bergeming.
Apakah ada dua Haji Darip ?
ataukah seperti kata orang, Haji Darip bisa berada dimana-mana dalam waktu yang sama ?
SELESAI....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar